BAB 2 — Menikah dengan Cowok Hemat, Bertahan dengan Cewek Estetik
Pernikahan Bayu dan Nadia berlangsung sederhana tapi penuh tawa.
Bayu bangga karena bisa menekan biaya resepsi tanpa kehilangan makna.
Sementara Nadia bahagia karena berhasil mengatur dekorasi yang tetap instagramable meski cuma pakai lampu taman bekas tetangga.
“Cinta itu nggak butuh pesta besar,” kata Bayu.
“Iya, tapi butuh pencahayaan yang bagus buat foto,” jawab Nadia sambil ngerapiin backdrop bunga plastik.
Semua berjalan lancar… sampai mereka hidup serumah.
Dan di sanalah kisah sebenarnya dimulai.
- Konflik Abadi: Listrik dan Estetika
Hari pertama setelah pindah rumah, Bayu mulai menunjukkan kebiasaan hematnya.
Dia matiin semua lampu kecuali satu bohlam 5 watt di ruang tamu.
Katanya, “Biar tagihan PLN nggak kayak film horor — bikin deg-degan.”
Tapi Nadia, yang terbiasa hidup dengan lampu hangat dan lilin aromaterapi, langsung protes.
Nadia: “Sayang, rumah ini kok remang banget sih? Kayak rumah vampir pensiun.”
Bayu: “Justru itu, biar romantis. Dan hemat.”
Nadia: “Romantis dari Hong Kong! Aku mau pasang LED strip, biar aesthetic.”
Bayu: “Harga LED strip segulung sama tagihan listrik sebulan, loh.”
Nadia: “Tapi hasilnya bisa bikin konten!”
Bayu: “Kalau gitu kontennya judulnya: ‘Hidup Aesthetic dengan Tagihan Naik Drastis’ ya?”
Akhirnya mereka sepakat: setengah rumah terang, setengahnya hemat.
Setiap malam rumah itu seperti arena perang antara cahaya dan kegelapan —
di dapur redup, di ruang tamu nyala pelangi.
- Drama di Dapur Minimalis
Bayu punya prinsip: semua yang bisa dimasak sendiri, jangan beli di luar.
Sementara Nadia punya prinsip: semua yang bisa difoto dulu, jangan langsung dimakan.
Suatu pagi, Bayu bikin sarapan sederhana: nasi goreng, telur ceplok, dan sambal kecap.
Tapi sebelum sendok menyentuh nasi, Nadia menahan tangannya.
Nadia: “Tunggu! Aku mau foto dulu.”
Bayu: “Sayang, ini nasi, bukan model catwalk.”
Nadia: “Bentar aja, biar ada konten #WifeLife gitu loh.”
Bayu akhirnya nurut.
Tapi karena kelamaan difoto, telurnya dingin, nasi udah kering.
Dan saat upload ke Instagram, Nadia nulis caption:
“Sarapan buatan suami tercinta 💕 meski sederhana, penuh cinta.”
Bayu melihat hasil fotonya, lalu bergumam:
“Cinta memang bisa bikin kenyang, tapi sayang listrik rice cooker-nya juga kepake sejam buat properti foto.”
- Perang Receh Volume Dua: Belanja Bulanan
Bayu selalu punya strategi belanja:
Belanja malam hari biar toko sepi.
Fokus ke barang diskon.
Gunakan kalkulator, bukan perasaan.
Sedangkan Nadia percaya pada intuisi dan vibes rak belanja.
Nadia: “Yang penting belanja tuh happy, bukan hemat.”
Bayu: “Yang penting belanja tuh masuk akal, bukan masuk kantong plastik doang.”
Di supermarket, mereka jadi pasangan yang paling menarik perhatian.
Bayu dengan kalkulator dan daftar harga,
Nadia dengan keranjang penuh lilin, tisu wajah, dan bunga artifisial.
Bayu: “Sayang, kita ke sini belanja bahan dapur, bukan buka toko dekorasi.”
Nadia: “Tapi ini bikin rumah jadi tenang.”
Bayu: “Aku juga tenang kalau saldo nggak berkurang.”
Akhirnya mereka sepakat: Nadia bebas belanja hal estetik, asal Bayu boleh ngatur anggaran makan.
Sejak itu, rumah mereka jadi lucu: ruang tamunya kayak Pinterest, tapi lauknya tempe mulu.
- Drama Skincare Tengah Malam
Suatu malam, Bayu terbangun karena mendengar suara “cling-cling-cling” dari meja rias.
Dia melihat Nadia lagi ritual skincare dengan 11 langkah.
Bayu: “Sayang, kamu mau jadi glowing apa nyari beasiswa luar negeri sih?”
Nadia: “Sayang, cantik itu investasi.”
Bayu: “Tapi kamu udah cantik.”
Nadia: “Nah, biar nggak rugi, harus dirawat.”
Bayu: “Kalau gitu aku juga mau investasi: tidur cukup, biar nggak stress liat harga serum.”
Nadia ngelirik, tapi ketawa.
“Kamu tuh ya, ngomel tapi ngelihatin aku skincare-an terus.”
“Soalnya aku penasaran, nanti wajahmu bisa mancarin cahaya biar rumah kita nggak perlu lampu lagi.”
- Ketika Hemat Bertemu Aesthetic di TikTok
Nadia mulai sering bikin konten tentang kehidupan rumah tangganya.
Judulnya: “Nikah sama Cowok Hemat, Begini Jadinya 😭💸”
Isinya? Bayu lagi nyuci piring sambil ngitung sabun cuci.
Atau Bayu lagi masak mie instan pakai air sisa termos.
Komentar netizen rame banget:
@rani_feb: “Kocak banget bang, suaminya kayak kalkulator hidup 😂”
@dimasproject: “Itu cowok visioner, bukan pelit, bro!”
@nadin_beauty: “Ceweknya sabar banget, aesthetic tapi realistis 💅”
Dan lucunya, konten itu malah viral.
Follower Nadia naik, endorse masuk.
Bayu bengong lihat saldo nambah karena video tentang dirinya sendiri.
Bayu: “Jadi selama ini, aku dipelihara buat jadi konten?”
Nadia: “Bukan, kamu tuh… brand ambassador hemat nasional.”
Bayu: “Pantes aku nggak dibayar tapi sering direkam.”
- Akhir yang (Masih) Kocak
Suatu malam, Bayu dan Nadia duduk di teras.
Nadia nyender di bahu Bayu sambil scroll komentar netizen,
Bayu minum teh panas sambil ngitung tagihan bulan depan.
Nadia: “Sayang, kita tuh beda banget ya.”
Bayu: “Iya, kamu aesthetic, aku aritmatik.”
Nadia: “Tapi kok bisa ya, nyatu?”
Bayu: “Mungkin karena kamu ngajarin aku nikmatin hidup,
dan aku ngajarin kamu cara hidupin listrik.”
Keduanya tertawa.
Bulan di atas rumah kecil mereka bersinar lembut,
dan entah kenapa, lampu LED yang Nadia beli tiba-tiba redup—
mungkin karena Bayu lupa isi token listrik.
Share this content:

Neng Hifda
Menulis adalah sebuah hobi yang tidak bisa di tinggalkan, Terimakasih Sukanulis.com situs yang bisa menyalurkan Hobiku.
Post Comment