Loading Now

Cowok Hemat vs Cewek Estetik

(Sebuah cerita komedi satire kehidupan modern)

Bayu adalah pria yang percaya kalau uang itu seperti oksigen—kalau kebanyakan dihamburkan, bisa sesak napas di akhir bulan.
Sementara pacarnya, Nadia, percaya bahwa hidup itu harus aesthetic; kalau nggak bisa bahagia, minimal bisa matching di Instagram.

Hubungan mereka bisa dibilang stabil… stabil seperti kursi plastik yang satu kakinya agak goyah.


  1. Kopi 40 Ribu dan Bayu yang Tersedak

Suatu sore, mereka nongkrong di kafe baru yang katanya lagi viral di TikTok. Interiornya bagus, ada ayunan indoor, dan dindingnya penuh bunga plastik yang dipadu lampu neon bertuliskan “Live, Laugh, Latte.”

Nadia pesan Caramel Iced Latte, Croissant Almond, dan Cheesecake Slice.
Bayu? Pesan air putih — karena gratis.

Nadia: “Sayang, kok nggak pesan kopi?”
Bayu: “Ngapain? Air putih kan sehat. Dan hemat.”
Nadia: “Tapi ini kan kafe, bukan posyandu.”

Bayu tersenyum tipis, menatap nota pembayaran: Rp 147.000.
Dia mulai menghitung dalam hati: dengan uang segitu, dia bisa beli satu set nasi padang komplit buat tiga hari, atau pulsa seminggu.

Sambil nyeruput kopi, Nadia mulai foto-foto.
Bayu, yang duduk diam, akhirnya jadi fotografer dadakan.

Nadia: “Sayang, tolong fotoin ya. Tapi jangan dari bawah, nanti daguku kayak dua.”
Bayu: “Emang bukan dua?”
Nadia: “Apa?”
Bayu: “Eh, dua-duanya cantik maksudku.”

Candaannya nyaris membuat Nadia nyipratin kopi. Tapi Bayu tahu, lebih baik mulutnya diam daripada rekeningnya yang berbunyi.


  1. Shopping yang Filosofis

Beberapa hari kemudian, Nadia ngajak ke mall. Katanya cuma mau “liat-liat”.
Dan semua pria tahu, “liat-liat” dalam kamus wanita setara dengan “belanja besar-besaran dalam waktu tidak terduga”.

Nadia keliling toko fashion seperti turis Jepang di Tanah Abang.
Setiap baju dia ambil, cermin dia pandangi, lalu bilang kalimat klasik:

“Yang ini lucu banget, tapi aku udah punya warna mirip sih…”

Lima menit kemudian:

“Tapi yang ini lebih lembut warnanya.”

Sepuluh menit kemudian:

“Kayaknya aku butuh deh, buat ke nikahan temennya temenku.”

Bayu hanya bisa menghela napas panjang seperti kipas angin low watt.

Bayu: “Sayang, kamu udah punya 27 dress di rumah. Bahkan aku hafal tiga di antaranya masih berlabel harga.”
Nadia: “Sayang, itu bukan dress. Itu investasi penampilan.”
Bayu: “Kalau gitu aku mau investasi perut, beli nasi padang aja.”


  1. Perang Receh di Dompet

Setiap kali mereka makan di luar, muncul perdebatan klasik: siapa yang bayar?

Bayu dengan logika hematnya sering usul split bill. Tapi buat Nadia, split bill itu anti-romantis.

Nadia: “Masa cowok ngajak cewek makan tapi minta patungan? Itu kayak ngajak jalan tapi nggak punya niat serius.”
Bayu: “Bukan gitu, aku serius kok. Cuma realistis.”
Nadia: “Realistis apaan, kamu aja pelit.”
Bayu: “Aku bukan pelit, aku hemat.”
Nadia: “Sama aja.”
Bayu: “Nggak, bedanya: pelit itu nggak mau keluar uang sama sekali, hemat itu keluar uang dengan strategi. Aku strategis.”

Nadia mendengus, tapi akhirnya ketawa sendiri.
“Yaudah deh, strategis. Tapi kali ini aku yang bayarin, nanti kamu ganti di mimpi aja.”

Bayu senyum. Dalam hati dia sadar, dia baru saja diselamatkan dari tragedi saldo merah.


  1. Drama di Instagram

Suatu malam, Nadia upload foto bareng Bayu di Instagram Story. Caption-nya manis:

“My favorite person to annoy 🥰”

Tapi yang bikin Bayu deg-degan bukan caption-nya — melainkan komentar netizen.

@linda_haura: “Awww, couple goals banget 😍”
@rizka_tasya: “Cowoknya kayak irit banget tapi lucu wkwkwk.”
@fikrimaulana: “Wah ini yang katanya pelit tapi bucin itu ya?”

Bayu baca komentar itu sambil menatap Nadia yang sedang touch up.

Bayu: “Sayang, kok orang-orang bilang aku pelit sih?”
Nadia: “Kan aku sering cerita, lucu aja gaya kamu kalau ngitung harga.”
Bayu: “Kamu cerita ke siapa?”
Nadia: “Ya, ke circle aku. Biar relatable aja kontennya.”

Bayu terdiam.
Dia baru sadar, di era modern ini, hubungan bukan cuma soal cinta — tapi juga konten strategi sosial media.


  1. Puncak Perdebatan: Uang dan Cinta

Suatu malam, mereka makan di warung tenda pinggir jalan.
Bayu bahagia — akhirnya harga makanan cuma dua digit.
Nadia agak murung, katanya pencahayaannya kurang bagus buat foto.

Nadia: “Sayang, kok kamu nggak pernah ngajak makan di tempat yang mewah sih? Sekali-kali dong, biar vibes-nya classy.”
Bayu: “Sayang, kalau classy bikin dompet kosong, aku mending jadi humble aja.”
Nadia: “Tapi cewek juga pengen dimanjain.”
Bayu: “Dan cowok juga pengen hidup tenang tanpa hutang.”

Keheningan sempat muncul.
Tapi tiba-tiba penjual nasi goreng lewat bawa pengeras suara kecil, nyetel lagu Rhoma Irama:

“Cinta dan uang, tak bisa dipisahkan…”

Keduanya saling pandang, lalu tertawa.
Lucu juga, dunia ini kadang kayak ngatain mereka lewat speaker.


  1. Epilog: Cinta yang (Masih) Irit

Beberapa bulan kemudian, hubungan mereka masih lanjut. Kadang ribut, kadang sayang, tapi selalu ada tawa di tengahnya.

Nadia belajar bahwa hemat bukan berarti pelit — tapi punya arah.
Bayu juga sadar bahwa estetik bukan buang-buang uang — tapi soal cara menghargai diri.

Suatu hari Nadia kirim chat:

“Sayang, aku mau beli skincare baru, diskon 50% loh.”
Bayu jawab:
“Kalau gitu beli dua, biar hemat ongkir.”

Mereka berdua ketawa, sadar bahwa hubungan yang sehat bukan yang mewah — tapi yang bisa ngakak bareng di tengah kekonyolan hidup.

Dan di balik semua satire itu, ada satu pelajaran sederhana:

Cinta modern bisa bertahan lama… asal saldonya juga.

Share this content:

WhatsApp-Image-2025-09-21-at-10.23.16-150x150 Cowok Hemat vs Cewek Estetik
Neng Hifda
Penulis | Web |  + posts

Menulis adalah sebuah hobi yang tidak bisa di tinggalkan, Terimakasih Sukanulis.com situs yang bisa menyalurkan Hobiku.

2 comments

comments user
Sofi

Lucu banget 😅

    comments user
    Cecephidayat

    makasih, lanjut bab 2 ga nih?

Post Comment